[Review Buku] The Happy Prince and Other Tales

by | May 20, 2019 | Book, Review | 34 comments

Informasi Buku

Judul : The Happy Prince and Other Tales

Penulis: Oscar Wilde

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Bahasa: Inggris

ISBN: 978-602-03-3563-6

Jumlah Halaman : 136 halaman

Buku ini dibeli di Gramedia

Buku karangan Oscar Wilde ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1888 dan dikategorikan sebagai kumpulan cerita anak-anak. Setiap kisah disampaikan dengan gaya bahasa Inggris lampau, istilahnya jadul. Misalnya kata-kata seperti thou, thee, art. Meskipun telah berusia lebih dari 100 tahun, kisah-kisah di dalam buku ini ternyata masih sangat relevan dengan keadaan kita pada saat ini.

Buku versi terbitan Gramedia ini berisikan tujuh cerita. Penuturan masing-masing cerita penuh dengan kesan sinis dan ironi yang mendalam mengenai keseharian manusia. Menyampaikan pesan moral yang terselubung, kisah-kisah ini mengajak pembaca untuk merefleksikan diri melalui berbagai karakter di dalam buku. Ada tiga cerita yang membuat saya sangat tergugah, yaitu The Happy Prince, The Selfish Giant, dan The Birthday of The Infanta. 

The Happy Prince

You tell me of marvellous things, but more marvellous than anything is the suffering of men and women. There is no Mystery so great as Misery.

Pangeran Bahagia tidak lagi bahagia saat menjadi patung di tengah kota. Disana ia dapat melihat rakyat yang susah, menangis, lapar, dan sebagainya. Batu safir, ruby, dan helaian-helaian emas yang ada di padanya diberikan kepada rakyatnya melalui seekor burung layang-layang. Burung layang-layang yang awalnya hanya ingin membantu sedikit lama-kelamaan menjadi mata dan tangan bagi Pangeran. Ia pun membatalkan rencananya terbang ke Mesir menyusul kawanannya. Di akhir hayatnya, kedua tokoh ini dibawa ke surga oleh malaikat. 

Pesan moral

Kebaikan itu dicatat sama Yang Maha Kuasa. Percayalah, bahwa Tuhan tidak menutup mataNya melihat kebaikan umat yang mau berbagi kepada sesama. Cara berbagi ya bisa melalui harta atau tenaga yang kita miliki. Manusia tidak selalu dapat melihat kebaikan yang kita tujukan pada sekitar, malah mungkin cenderung kurang menghargai, tetapi ingat bahwa ada Tuhan Yang Maha Kuasa yang melihat itu semua.

You have rightly chosen,” Said God,” for in my garden of Paradise this little bird shall sing for evermore, and in my city of gold the Happy Prince shall praise me.”

The Selfish Giant

Menceritakan tentang raksasa yang melarang anak-anak bermain taman miliknya, bahkan sampai membuat tembok dan papan larangan. Karena keegoisannya itu, musim semi tidak mau mampir ke tamannya. Suatu hari ia melihat pemandangan yang indah, melalui sebuah lubang di tembok anak-anak masuk ke dalam dan bermain gembira di tamannya. Semua area kini dipenuhi musim semi, kecuali satu sudut. Disana masih musim dingin karena ada satu anak berbadan kecil yang menangis tidak dapat naik ke pohon. Raksasa pun datang menghampiri dan mengangkat anak tersebut ke atas pohon. Seketika semua area di tamannya dipenuhi musim semi. Semenjak itu raksasa menjadi sangat ramah pada anak-anak. 

Pesan moral

Anak-anak selalu menghangatkan hati kita, bukan? 

I have many beautiful flowers,” he said,”but the children are the most beautiful flowers of all.”

The Birthday of The Infanta

He himself was the monster, and it was at him that all the children had been laughing, and the little Princess who he taught loved him – she too had been merely mocking at his ugliness.”

Cerita ini bisa dikatakan paling heartbreaking dari yang lainnya. Akhir kisahnya membuat saya kaget dan sedih, lebih tepatnya gak menyangka kok sampai se-ekstrim itu. Tokoh utama dalam kisah ini adalah Infanta, sang puteri, dan liliput. Di hari ulang tahun Infanta yang ke-12, si liliput dibawa ke istana untuk menghiburnya. Ia menari dan berkelakar membuat Infanta tertawa. Liliput menyangka Infanta menyukainya. Sempat terjebak dalam ruangan dimana terdapat cermin di dalamnya, liliput melihat dirinya untuk pertama kalinya begitu buruk seperti “monster”. Disitu ia sadar, bahwa semua orang tertawa bukan karena ia sanggup menghibur mereka, tetapi karena mereka menertawakan penampilan fisiknya. 

Pesan moral

Perundungan (bullying) masa kanak-kanak sangat erat hubungannya dengan penampilan fisik. Ya gendut, ya keriting, ya kulit hitam, ya jerawatan, ya gigi gak rata, dsb. Dampaknya bermacam-macam ya, ada yang ringan saja ada yang sampai membekas seumur hidup. Kita gak tahu kan apa yang dialami seseorang yang mengalami perundungan, bagaimana pikiran dan hatinya berkecamuk, bagaimana seorang anak bisa bertahan menghadapi perundung, bagaimana masa depannya kelak, bagaimana support system keluarganya, dan lainnya. Hati-hatilah, tawa kita jangan sampai merundung orang lain 🙂

But why will he not dance again?” asked the Infanta, laughing.

“Because his heart is broken,” answered the Chamberlain.

Meskipun judulnya koleksi cerita anak-anak, tetapi sepertinya maknanya terlalu dalam untuk dipahami anak-anak ya. Menurut saya, cerita ini lebih pas ditujukan pada orang dewasa. Cerita yang penuh ironi membuat orang dewasa bisa lebih relate dengan kehidupan sehari-hari, dan bisa sebagai refleksi diri juga. 

Rating (4.5/5)
4.5/5

You May Also Like

Review Buku Atomic Habits

Review Buku Atomic Habits

Judul Buku : Atomic Habits, An Easy & Proven Way to Build Good Habits & Break Bad Ones Penulis : James Clear Tahun terbit 2018 Penerbit : Penguin Random House LLC, New York Salah satu buku yang sedang naik daun belakangan ini mencuri perhatian saya. Segera...

Review ASUS ROG Phone 3 The Ultimate Winner

Review ASUS ROG Phone 3 The Ultimate Winner

Salah satu cara jitu untuk menghilangkan stres atau rasa bosan adalah bermain game di ponsel. Beragam permainan dapat kita unduh dari aplikasi dan mudah saja memainkannya di ponsel pribadi. Coba deh sebutkan beberapa game yang sering kamu mainkan? 🙂 Ponsel...

34 Comments

  1. Launa Yovanovich

    I love the blog layout, is it a custom one or a premade one?

    Reply
  2. Lidya

    Kayanya memang cocok untuk dewasa ya ceritanya, mungkin untuk bahan dongeng aja jadi bisa disampaikan ulang dengan gaya bahasa yang dimengerti anak-anak. Kalau aku malah suka sih cerita-cerita kuno kaya gini

    Reply
  3. Rohyati Sofjan

    Cerita dalam bukunya justru kaya Makna dan meski dibaca anak,+ anak, siapa tahu bisa membuat mereka bisa melihat dunia dalam sudut pandang baru.

    Reply
    • Helena Magdalena

      Setuju mbak, setiap cerita punya insight sendiri yang bisa diajarkan kepada anak melihat sesuatu dari sudut pandang lain

      Reply
  4. Okti Li

    Cerita tentang seputar masa anak-anak yang hanya bisa dimengerti oleh orang dewasa, ya?
    Anak jaman nya mungkin blm bisa mengambil hikmah serta pelajaran dari cerita yang disuguhkan. Saya saja kalau gak baca ulasan ini gak akan pernah tahu. Hehehe…

    Reply
    • Helena Magdalena

      Hihih ayok mbak coba baca sendiri, siapa tau kan dapet insight nya beda 🙂 🙂

      Reply
  5. Tetty Hermawati

    I have many beautiful flowers,” he said,”but the children are the most beautiful flowers of all.”

    manis banget ini kata2nya, anak2 emang selalu menggemaskan, lucu, bikin ketawa, bahagia lihat mereka riang tertawa tuh

    Reply
    • Helena Magdalena

      Betul mbak, kadang lagi marah uring-uringan, eh bisa senyum2 sendiri padahal mah cuma liat foto anak :p

      Reply
  6. Elly Nurul

    Buku yang banyak memberikan pesan moral yang sangat baik ya.. bagaimanapun bulliying itu sangat tidak baik, karena dampaknya yang buruk, bisa sampai jangka panjang hiks.. semoga anak anakku terhindar dari bullying dan bisa menjadi sosok yang kuat apalagi terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan pada diri mereka

    Reply
    • Helena Magdalena

      Amin amin. Support system is the key menurutku mbak. Kalau anak kena bully, we as parent must give them understanding and be their support at all times

      Reply
  7. Indah Nuria

    I have read a few reviews about this book and all of them really like the story. I think I should get myself one

    Reply
    • Helena Magdalena

      yes mbak, I recommend this book for you, and maybe later you can share your thoughts about the stories inside 🙂

      Reply
  8. Jiah

    Aku udah lama gak baca buku anak-anak. Itu soal bullying zaman anak2 emang apa saja jadi bahan ledekan. Dari rambut ah, baju lah. Catetan banget untuk gak bully orang lain karena udah merasakan itu

    Reply
    • Helena Magdalena

      Huhuhu iya bener, aku sendiri juga dulu korban bully gara-gara kulit item

      Reply
  9. Anne Adzkia

    Saya suka baca cerita anak, apalagi kalo nemu English classical..waah suka banget. Mungkin karena bahasa berat, jadinya anak2 enaknya dibacain ya. Jadi orangtua bisa menerjemahkan secara bebas pakai bahasa yang lebih bisa mereka tangkap, dan pesannya sampai.

    Reply
    • Helena Magdalena

      Setuju mbak, kalau rangkai kata-kata sendiri pilih kata sesederhana mungkin dgn contoh2 yang diambil dari sehari-hari aja

      Reply
  10. Helena

    ceritanya bagus-bagus. Cocok ini kalau dibacakan sebelum tidur supaya pesan moralnya masuk ke pikiran anak. Ada bahasa Indonesia-nya?

    Reply
    • Helena Magdalena

      Setahuku blm ada bahasa Indonesia-nya mbak, jadi kalau mau cerita ke anak rangkai kata2 sendiri hehehe

      Reply
  11. Hidayah Sulistyowati

    Buku anak tapi kayaknya untuk orang dewasa ya, karena isinya susah kalo untuk bacaan anak-anak
    Tapi bagus sih karena mengangkat perundungan, jadi bisa belajar juga dari buku ini

    Reply
    • Helena Magdalena

      Iya mbak, genre buku anak2 tp isinya buat dewasa hehehe

      Reply
  12. Sri Widiyastuti

    Sedih baca yang tentang ifanta, ya Allah kok bisa begitu ya, tapi memang sih antara tawa bahagia dan tawa mengejek itu tipis banget. Maka saya kadang berhati hati dengan dua hal ini. Kuatir ada yang terluka.

    Reply
    • Helena Magdalena

      Betul, jadi belajar lebih hati-hati ini juga kedepannya

      Reply
      • Ida

        Wah keren2 ceritanya…jd pengen baca juga nih. Penuh dengan moral cerita yg positif ..

        Reply
  13. Rahmah

    Belum pernah baca ini.
    Jadi pengen baca karena penasaran mau terjun langsung ke dalam cerita tokohnya

    Reply
  14. Leyla Hana

    Ceritanya banyak mengandung pesan moral. Memang sedih baca yang Infanta. Di dunia nyata juga, orang gendut ditemani untuk ditertawakan.

    Reply
    • Ima satrianto

      Seneng baca quotenya, kenapa berbuat baik? karena Tuhan Maha Baik dan menyukai kebaikan. Bener banget, karena kebaikan akan dibalas olehNya dengan kebaikan juga.

      Reply
  15. Yoanna Fayza

    Jadi inget pernah baca bukunya oscar wilde yang the nightingale and the rose sama complete fairy tales pas jaman kuliah, itu juga karena dapet tugas dari dosen, padahal dulu belum terlalu mudeng :))

    Reply
    • Helena Magdalena

      Yang nightingale and the rose ini sedih deh ceritanya…huhuhu

      Reply
  16. lendyagasshi

    Akutu sering berpikir kalau buku yang penulisnya dari luar negeri, suka rada berat dipahami anak-anak Indonesia.
    Apa background kehidupan di luar negeri sudah sebegitu mengerikannya yaa…di mata anak-anak hingga menjadi cerita yang teramat menyedihkan?

    Reply
    • Helena Magdalena

      Kalau background itu aku ndak bisa jawab mbak huhuhu tapi menurutku ini masih relevan sih dengan budaya manapun, soalnya value yang ada di dalam ceritanya sangat universal

      Reply
  17. Dian Farida Ismyama

    Wah jadi penasaran sama bukunya. Padahal biasanya buku2 anak yang berat aku skip kalau di toko buku

    Reply
    • Helena Magdalena

      Ayok mbak baca langsung nanti dapet insight beda deh pastinya 🙂

      Reply
  18. Farida Pane

    Belum pernah baca karya oscar wilde. Ternyata penuh makna mendalam, ya. Sepertinya anak2ku yang usia tk dan sd sudah bisa menerima cerita agak dark begini. Asal dibacakan dengan bahasa yang ringan.

    Reply

Leave a Reply to Helena Magdalena Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pin It on Pinterest

Share This